Belajar dari Coach RD

Sumber Foto: Okezone.com

Siapa yang bisa sangka Indonesia harus kalah dalam adu pinalti perebutan Emas di Sea Games 2011 ? Masyarakat Indonesia sangat berharap Indonesia bisa meraih emas. Dukungan Masyarakat demikian dahsyatnya. Tua, muda dan berbagai level profesi rela berkorban, demi bisa memberi dukungan kepada Tim Nas Sea Games saat melawan Malaysia di Final.

Namun apa lacur ? Indonesia sekali lagi harus mengalami kalah adu pinalti di Final Sea Games di kandang sendiri (sebelumnya Vs Thailand di Sea Games 1997).  Tangis dan sesal berkecamuk di hati pencinta sepakbola Indonesia. Impian Emas, lepas. Dahaga gelar, tak terbayar. Tapi harus diakui, kalau mau jujur, Malaysia memang lebih baik dari Indonesia (Baca: Pembinaan Sepakbolanya)

Tapi bukan kekalahan yang akan kita pelajari dari event Sea Games 2011. Sebab kita sudah sering belajar tentang kalah atau kalau mau berpikir positif, sudah sering kita belajar dari situasi “nyaris menang”.  Saat ini kita harus belajar apa yang sering diucapkan Coach Rahmad Darmawan kepada anak didiknya di Timnas Sea Games.

 

Juara AFF 2010 : Kemenangan ‘Proses’

Sumber Foto : Lia Christie (Thank You)

Bangga sekali rasanya menyaksikan kemenangan Timnas pada rabu (29/10) lalu. Diawali dengan urai air mata saat menyanyikan ‘Indonesia Raya’ diselingi dengan doa dan harapan untuk menang dan Juara AFF, berakhir kembali dengan uraian air mata saat sadar bahwa Mental Pemain Malaysia lebih baik dan Kemenangan Malaysia adalah kemenangan sebuah proses…

 

Jangan Bantu Malaysia Jadi Juara

Suporter Indonesia : “Jangan Bantu Malaysia Juara”

Ini Bukan Tulisan. Ini hanya harapan. Saya sangat cinta Indonesia dan Sepakbola. Itu sebabnya saya tulis apa yang saya harapkan dari anda yang menyaksikan Timnas tanggal 29 nanti…

Timnas kita akan bertanding dengan defisit 0-3 dari Malaysia pada 29 nanti. Timnas butuh kemenangan 4-0 untuk jadi Juara di AFF 2010. Sepertinya sulit. Tapi bola itu bundar. Apapun bisa terjadi dilapangan. Timnas tentunya akan berusaha mengejar defisit gol itu. Mereka tentunya akan berusaha semaksimal mungkin.

Namun, usaha mereka akan sia-sia, bila SUPORTER INDONESIA  yang menyaksikan Timnas di GBK berulah dengan laser atau mercon dengan tujuan menteror pemain Malaysia.

Mohon Ingat. Timnas Malaysia datang dengan keuntungan tiga gol. Setidaknya mereka akan bermaian bertahan atau  nge-trik untuk mengulur waktu. Jika Suporter Indonesia berulah dengan mercon atau laser dan pertandingan dihentikan, maka yang untung  adalah Malaysia.

Mereka akan juara dengan ‘bantuan’ rusuh dan teror kita.

Jika anda memang Indonesia sejati, tentunya anda tak ingin itu terjadi bukan ? So… ciptakan suasana kondusif agar Timnas kita bisa bermain dengan tenang dan mencipta gol. Cukuplah ‘teror’ mereka dengan lagu, nyanyian atau yel. Tegur bersama-sama orang yang berniat menyalakan mercon atau main laser. Jaga agar pertandingan tidak dihentikan wasit.

Sekali lagi JANGAN BANTU MALAYSIA JADI JUARA

Untukmu Timnas Indonesia…

Menang atau Kalah…

Aku Bersama mu Indonesia

Pencinta Timnas, Pembenci Politisasi Sepakbola

 

AFF : Komentar Pelatih dan Euphoria

http://hisyamhananto.wordpress.com

Seorang kawan via email tanya sama saya, “Kok nggak nulis sesuatu tentang AFF ? Masak sih nggak ada yang bisa kita pelajari di AFF ?” Saya belum balas emailnya. Saya ingin membalasnya lewat tulisan ini.

 

Lebih Baik Diam Saat Marah

Sumber Foto : imyam.com

Yup… Lebih baik diam saat marah, ketimbang harus memaki, apalagi sampai adu jotos. Sebagian orang malah memilih adu jotos sekalian ketimbang adu mulut dengan sarkastik. Alasannya : Adujotos bekasnya lebih cepat hilang ketimbang adu mulut. “Hah ?”

Buat saya sama saja. Mau adujotos atau adu mulut, tetap saja membekas. Gimana kalau setelah adu jotos lalu cacat permanen ? Sama saja tho ? Buat saya, baik adu jotos  atau adu mulut sarkastik, keduanya sama-sama merujuk pada kekerasan.

Tulisan kali ini saya tidak membahas adu jotos. Sebab di Sepakbola tidak diperbolehkan adu jotos. masing-masing pemain bisa di kartu merah dan bisa kehilangan karier sepakbolanya. Saya ingin ajak anda untuk menghindari adu mulut sarkastik dengan merenungi nasib Antonio Cassano di Sampdoria.